Senin, 26 Maret 2012

Budaya Minang

BUDAYA MINANG

Saat ini sikap urang Minang terhadap negerinya sendiri cenderung mendua atau ambivalen. Bangga tapi risau, cinta tapi benci atau benci tapi rindu. Setiap tahun mudik lebaran karena rindu akan tanah kelahirannya. Ingin bernostalgia sekaligus mengajak anak dan keluarga di rantau manengok alam Minangkabau yang selalu maimbau-imbau.

Dewasa ini urang awak menjadi sasaran yang sangat terbuka untuk diserang. Tanpa pertahanan yang kokoh dari segi adat, budaya dan agama. Banyak menggejala serangan terencana dan berkelanjutan terhadap agama Islam, adat dan budaya Minang.

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi kitabullah hanyalah tinggal slogan. Urang Minang tidak lagi segan. Tidak lagi menjaga nama Mamak, Kaum, Suku, Nagari, dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya. Mamak, Penghulu dan pembantu-pembantunya dengan berbagai alasan tidak lagi memperhatikan perilaku anak kemenakannya.
Padahal orang Minang serta daerahnya memiliki banyak keunggulan yang merupakan potensi luar biasa yang apabila dikembangkan akan membuat etnis Minang tampil beda dari yang lainnya.

Minangkabau terkenal dengan Serambi Mekkahnya. Pembentuk Dai dan Ulama yang disegani sebagai penyebar agama Islam. Urang awak juga dikenal mempunyai sumber daya manusia cerdas yang masih sangat bisa untuk dikembangkan.

Alam minang yang sangat indah memiliki potensi yang sangat besar sebagai daerah wisata yang bernilai jual tinggi. Apalagi ditambah dengan nilai adat yang sangat luhur sebagai penuntun moral dan etika dalam pergaulan.

Orang yang menganggap adat Minang kuno sebenarnya tidak tahu dengan adat Minang itu sendiri. Adat Budaya Minangkabau merupakan falsafah hidup orang Minang yang dapat menuntun perilaku warganya menjadi orang yang disenangi dalam pergaulan dan mampu menjadi penggerak dalam lingkungannya.


Urang Minang adalah masyarakat yang hidup dalam kebersamaan. Semua itu terlambang dari Rumah Gadang yang merupakan bangunan kebanggaan urang awak.

Rumah Gadang di Minangkabau melambangkan hidup bersama, tujuan bersama, lambang kebudayaan yang harus dibanggakan dan dipelihara. Dalam Rumah Gadang terkandung nilai-nilai sangat berharga yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat minang, kerukunan yang dija;in oleh raso, pareso, malu dan sopan sesama anggota keluarga. Rumah Gadang tempat pembinaan usia dini, pembinaan pribadi seseorang untuk dapat menghayati budi pekerti, moral, etika yang luhur dan tinggi. (Rangkaian Mustika Adat Basandi Syaraj di Minangkabau, H. Idrus Hakimy Dt. Rajo Penghulu )

Masyarakat Minang adalah masyarakat yang sudah terbiasa hidup bermasyarakat. Kekerabatan mereka terpelihara dengan baik. Jauh dari silang sangkato. Masyarakat yang menganut system musyawarah mufakat. Sesuai dengan pepatah-petitih :

Duduk surang basampik-sampik
Duduk basamo balapang-lapang
Duduk baiyo, tagak bamolah
Bulek aie dek pambuluah
Bulek kato dek mufakat
Tambilang samo tatagak
Jahe samo bahelo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar